sering kali kita berdoa hanya untuk basa-basi, sebagai pelengkap
usai shalat, atau ritual seremonial yang terlanjur jadi kebiasaan.
Sama seperti ucapan syukur dan shalawat yang disampaikan dalam
pembukaan pidato, nyaris tak pakai hati, hanya mulut komat-kamit,
tetapi otak tak mengerti.
Padahal
doa ibarat senjata. Amat lucu jika kita berada dalam kondisi
peperangan dan memiliki senjata tapi tidak menggunakannya, atau
menggunakannya tapi hanya untuk ”pamer” alias basa-basi.
Nah,
bukankah setiap hari kita ”berperang”? Dengan hawa nafsu sendiri,
dengan kedzoliman orang lain, lalu mengapa kita tidak mempergunakan
”doa” sebagaimana mestinya?
Doa sebagai ”Senjata”
Apa
sih fungsi senjata? Tentu saja, senjata adalah alat untuk melindungi
diri sendiri, juga bisa dipergunakan untuk menyerang musuh, bahkan
senjata bisa juga dipergunakan untuk menolong orang lain, paling
minimal... senjata berfungsi memperlihatkan ”kesiagaan” pemiliknya,
sedia payung sebelum hujan, sedia senjata sebelum diserang, begitulah
kira-kira.
Mungkin
ada di antara kita yang bertanya, mengapa kita harus memiliki
”senjata” doa? Bukankah kita sudah shalat, puasa, zakat, bahkan haji,
sudah cukuplah ibadah tersebut melindungi kita dunia-akhirat.
Eit,
siapa bilang! Berikut ini adalah beberapa alasan kita harus berdoa,
semoga bisa membuat kita tergerak untuk mendayagunakan kekuatan doa:
1. Doa merupakan perintah Allah SWT.
“Dan Rabb
kalian telah berfirman: “Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku
kabulkan bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka jahanam dalam
keadaan hina dina.” (Ghafir: 60)
Logikanya,
jika Allah SWT. meminta kita berdoa kepada-Nya, tapi kita malah tidak
melakukannya, berarti kita telah menyepelekan perintah-Nya, wajar saja
kalau dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa orang-orang yang tidak
mau berdoa pada-Nya adalah orang yang menyombongkan diri, karena
seperti merasa tidak membutuhkan pertolongan dari Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar